Indonesia Responsif dalam Tragedi Kemanusiaan Pertama Al Aqsa

 

ISMES.NET – Indonesia responsif dan mengutuk keras blokade Israel pertama 14 Juli 2017 dalam sejarah masjid Al Aqsa. Hal ini diungkapkan Pengamat Timur Tengah Universitas Indonesia Abdul Muta’ali pada Senin (24/7).

“Indonesia lewat Menlu Retno Marsudi sudah mengambil langkah positif koordinasi dengan beberapa Menlu negara anggota OKI. Hal yang sangat sulit dilakukan oleh negara – negara GCC,” katanya.

Tragedi blokade ini merupakan kali pertama sepanjang sejarah Israel – Palestina yang terjadi pada 14 Juli 2017, dimana tentara Israel membubarkan umat Islam saat salat Jumat di masjid Al Aqsa.

Masjid Al Aqsa yang berstatus quo adalah Haram al Syarif (tempat suci) bagi umat Islam atau Temple Mount bagi Yahudi. Wewenangnya berada di bawah Jerusalem Islamic Waqf. Namun, Israel melakukan blokade, Al Aqsa ditutup, azan dilarang, umat Islam mengalami tragedi kemanusiaan.

Menurut Muta’ali, konflik Israel – Palestina adalah tragedi kemanusiaan terlama dan tersulit sejak meletusnya PD II sampai hari ini. Tragedi kemanusiaan ini tidak berlangsung pada hari tertentu saja melainkan sepanjang hari sejak 1967.

“Sebetulnya okupasi dan pelecehan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina yg dilakukan Israel bukanlah 14 Juli 2017 saja, Agresi pasukan Tel Aviv ini sejatinya dilakukan tiap hari sejak 1967,” tambahnya.

Dalam agresi tersebut, Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi langsung bertindak untuk berkordinasi dan berkomunikasi intens dengan Menlu Yordania, Palestina, Turki dan Sekjen OKI untuk membahas situasi di kompleks masjid Al Aqsa. Presiden Joko Widodo sendiri menyatakan kencamannya atas peristiwa tersebut.

“Indonesia mengencam keras. Sekali lagi, Indonesia mengencam keras pembatasan beribadah di Masjid Al Aqsa, dan Indonesia juga mengencam keras jatuhnya korban jiwa,” tegas Presiden Jokowi yang dikutip dalam kumparan.com

Muta’ali menyampaikan, agar pemerintah RI terus ambil bagian dalam penyelesaian konflik Israel Palestina ini. Inilah saatnya Indonesia menjadi guru bagi Timur Tengah. Memastikan mereka paham ada ‘tragedi kemanusiaan’ di tengah lumbung petro-dollar,” tegasnya.

 

Reporter: Meilia Irawan

Editor: Fahmi S

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*