Sumber gambar: www.google.com
Sepanjang tahun 2023, kawasan Timur Tengah masih mendominasi pemberitaan di berbagai platform media dengan beragam isu yang menarik. Salah satunya berkaitan dengan dunia olahraga persepakbolaan. Dr. Ryantori, Direktur Eksekutif ISMES yang juga dosen hubungan internasional di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) yang kebetulan menyukai dunia olahraga, menyambut hangat geliat persepakbolaan di Timur Tengah khususnya di Arab Saudi. Tahun ini, Liga Sepakbola Arab Saudi menempati posisi kedua di bawah Liga Inggris dalam hal nilai transfer pemain kelas dunia, semisal Christiano Ronaldo, yang secara keseluruhan gajinya pertahun mencapai angka 3,2 triliun rupiah. Belum lagi perihal pariwisata yang mewah berbalut nuansa khas Timur Tengah semisal di Dubai, Uni Emirat Arab. Arab Saudi sendiri menargetkan 25 juta kunjungan wisatawan di tahun 2023. Namun sayangnya, isu konflik dengan nuansa yang sarat dengan kepedihan masih saja mendominasi dan menutupi isu-isu menarik lainnya.
Menjelang akhir tahun 2023 ini, ISMES memberikan beberapa catatan perihal kejadian yang terjadi di kawasan ini yang diharapkan bisa menjadi bahan kajian bersama bagi segenap insan pemerhati kawasan Timur Tengah.
Prof. M. Hamdan Basyar, A.P.U., peneliti senior BRIN yang juga penasihat ISMES, menyoroti bahwa tahun 2023 adalah tahun terburuk dalam konflik Arab-Israel. Kondisinya sangat memprihatinkan akibat kesombongan Zionis Israel. Di sisi lain, dunia Arab tidak sepenuh hati menghukum Israel. Hal ini terlihat tatkala mereka tidak setuju untuk memboikot dan mengucilkan Israel secara penuh. Padahal di Gaza, ada tragedi kemanusiaan. Genosida Israel terhadap bangsa Palestina yang dilakukan secara telanjang, tanpa malu, dan tidak merasa berdosa. Dunia Arab semestinya perlu bersatu untuk mengatasi hal tersebut, tapi di situlah tantangannya. Persatuan Arab senantiasa sulit terwujud.
Smith Alhadar, penulis aktif di berbagai media massa dan juga penasihat ISMES, memberi catatan terkait dengan perubahan geopolitik dan geoekonomi global yang ditandai dengan munculnya Tiongkok serta Rusia sebagai kekuatan pengimbang AS beserta sekutu Baratnya. Situasi membuat konstelasi di Timur Tengah ikut berubah. Terkait Perang Rusia-Ukraina, umumnya negara-negara Timur Tengah mengambil sikap netral kecuali Kuwait yang pro-NATO dan Suriah yang pro-Rusia.
Memang AS belum dapat digantikan oleh Tiongkok terkait ekonomi dan keamanan kawasan, tapi kian banyak negara yang secara tradisional merupakan sekutu AS mulai meningkatkan hubungan strategis dengan Tiongkok dan Rusia. Iran dan Arab Saudi bahkan telah menandatangani kesepakatan pasokan minyak dan gas ke Tiongkok dalam jangka panjang. Rusia dan Iran juga telah meningkatkan kerja sama ekonomi menggunakan mata uang lokal.
Selain itu, Turki dan Iran telah melamar menjadi anggota Shanghai Economic Cooperation yang didominasi oleh Tiongkok dan Rusia. Turki, Iran, dan Arab Saudi juga telah melamar menjadi anggota BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa) untuk mengimbangi AS dan UE. BRICS berencana melepaskan diri dari penggunaan dolar AS dalam perdagangan mereka.
Agar Timur Tengah kian kondusif bagi kerja sama ekonomi, politik, dan keamanan, pada Maret 2023 Tiongkok memediasi pemulihan hubungan diplomatik Iran-Saudi yang putus sejak 2016. Lebih jauh, Saudi dan milisi Houthi pro-Iran menghentikan perang dan memulai proses perdamaian. Dengan demikian stabilitas kawasan Teluk dan Jazirah Arab dapat dijaga. Hal ini penting guna mewujudkan Visi Arab Saudi 2030. Masih dalam konteks keamanan kawasan dan soliditas negara-negara Arab, semua negara Arab yang dulu memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah, sebagai respon terhadap tindakan keras rezim Bashar al-Assad menghadapi pemberontakan rakyatnya, telah memulihkan hubungan dengan Damaskus yang merupakan sekutu Iran.
Perang Hamas-Israel sampai saat ini masih berlangsung. Namun demikian, perang ini akan berakhir dengan merdekanya Palestina. Musnahnya karier politik PM Benjamin Netanyahu, melemahnya parpol-parpol kanan Israel, dan munculnya kekuatan politik baru yang pro-perdamaian di kalangan rakyat Israel, akan menciptakan Timteng yang lebih damai. Bukan tidak mungkin perdamaian Israel-Palestina akan berlanjut pada perdamaian Israel-Suriah dan Israel-Lebanon, bahkan perdamaian yang lebih luas antara Israel dan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Masih dalam konteks Israel-Palestina, Prof. Dr. Achmad Ubaedillah, M.A., Penasihat ISMES dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah yang saat ini diamanahkan menjadi Duta Besar RI di Brunei Darussalam, menekankan bahwa tahun 2023 meninggalkan pilu kemanusiaan dan noda peradaban berupa genosida yang dilakukan Zionis Israel atas bangsa Palestina. Pemberangusan dan pengusiran bangsa Palestina dari tanah airnya oleh Israel tanpa mempedulikan seruan dunia, bahkan didukung oleh sejumlah negara Barat sekaligus menjadi lonceng kematian mitos kemanusiaan Barat itu sendiri. Gaza menjadi saksi kebrutalan peradaban Barat yang selama ini menganggap dirinya kampiun dalam segala hal, termasuk soal kemanusiaan. Tapi kita masih punya asa bahwa di tahun 2024 kita tetap tegak berdiri dengan perjuangan bangsa Palestina bersaman barisan akal sehat dan kemanusiaan. Optimisme dan perdamaian harus tetap disuarakan meski terdengar parau. Palestina, bukan hanya utang bangsa Indonesia yang ber-Pancasila, tapi juga dunia internasional.
Fahmi Salsabila, M.Si, SekJen ISMES yang kerap diwawancara di media online perihal isu Timur Tengah, memberikan catatan kritis terkait kawasan Timur Tengah yang kerap disorot sebagai kawasan yang rawan konflik. Dunia Barat kerap menuding bahwa teroris bermarkas di kawasan ini khususnya teroris yang berlabel Islam. Mereka lupa bahwa dalam kajian terorisme ada yang disebut sebagai state terrorism atau terorisme oleh negara. Apa yang dilakukan oleh Barat di negara Irak, Libya, Suriah dengan dalih meruntuhkan pemerintahan otoriter namun sebenarnya yang dicari adalah sumber daya alam minyak bumi dan gas alam sehingga menyengsarakan rakyat di negara-negara tersebut merupakan sebuah bentuk terorisme juga.
Wirawan Sukarwo, M.Si, peneliti senior ISMES ikut memberi catatan bahwa mereka yang menaruh minat pada studi mengenai Timur Tengah tidak akan bisa melepaskan diri dari isu Palestina. Sejak dulu, Palestina bak poros dari kompleksitas persoalan yang ada di Timur Tengah sekaligus simpul yang sangat sulit terurai.
Pada 2023 ini, isu Palestina mencapai level viralitas yang belum pernah ada sebelumnya. Rekognisi publik internasional pada perjuangan bangsa Palestina begitu masif dan konsisten di segala platform digital. Berjilid-jilid gelombang demonstrasi membela Palestina pecah di seluruh dunia tanpa terkecuali. Bahkan, bangsa Palestina dianggap berhasil memenangi perang narasi di internet yang sebagian besar algoritma big datanya justru dikuasai oleh kaum pro Israel.
Pada 2023 ini pula, muncul sebuah gerakan perjuangan berbasis online untuk membela perjuangan bangsa Palestina seperti “Julid Fi Sabilillah”. Gerakan yang diinisiasi oleh beberapa aktvis dan influencer pembela Palestina ini fokus pada counter narasi dan serangan terhadap akun-akun pro Israel, termasuk akun pribadi personil IDF serta politisi Israel. Ada tiga negara yang netizennya secara aktif ikut gerakan ini yaitu Indonesia, Malaysia, dan Turki. Gerakan ini secara kolektif menjatuhkan moral dan mental pasukan Israel serta para pendukungnya sampai mereka menutup akun atau lebih dari itu (gangguan mental).
Seiring sejalan dengan masifnya pembelaan terhadap Palestina, gerakan BDS (Boycott Divestment Sanctions) internasional juga berhasil menjangkau kalangan yang jauh lebih luas dari sebelumnya. Kampanye boikot terhadap produk-produk terafiliasi Zionis masif disuarakan di platform digital dan berhasil membuat beberapa brand terkenal mulai bereaksi pada kerugian yang dihasilkan. Bahkan, ada aplikasi khusus untuk memastikan apakah produk yang akan kita beli termasuk dalam produk yang terafiliasi dengan Zionis.
Gerakan boikot ini menjadi sebuah gerakan yang ketika digulirkan ia sulit dihentikan. Ketika satu perusahaan menunjukkan tanda bahwa mereka baik-baik saja atau tidak terpengaruh dengan aksi boikot maka para aktivis akan semakin bersemangat untuk memboikot. Di sisi lain, apabila perusahaan yang disasar telah menunjukkan kerugian yang mereka alami, maka para aktivis juga semakin bersemangat karena aksi mereka telah memberikan dampak nyata.
Pada ujung pergantian tahun ini, belum ada tanda-tanda Israel akan mengurangi intensitas serangan mereka. Sebaliknya, Israel justru mencoba memperluas eskalasi konflik dengan membunuh seorang Jenderal Militer Iran pada serangan di Suriah bulan Desember ini. Alih-alih mengurangi ketegangan pada perang proxy yang ada, pejabat Israel justru mengajak Amerika Serikat dan sekutunya untuk langsung saja menyerang Teheran. Jika Iran merespon provokasi ini dengan serius, bukan tidak mungkin perang meluas ke wilayah Teluk dan membuat situasi Timur Tengah semakin panas.
Masa depan kawasan Timur Tengah tentu sangat berkaitan dengan apa yang akan terjadi setelahnya di Palestina. Simpul permasalahan yang rumit itu akan semakin terurai dengan atensi publik global yang makin masif dan tercerahkan. ISMES sebagai komunitas pegiat studi Timur Tengah di Indonesia menyatakan sikap kepedulian terhadap bencana kemanusiaan yang terus terjadi di Timur Tengah. Tidak hanya di Palestina, melainkan di seluruh kawasan yang masuk dalam kategori Timur Tengah. Khusus pada isu Palestina yang membentuk atensi publik secara global di akhir tahun ini, ISMES konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk mendapatkan kemerdekaan mereka secara penuh. ISMES juga mengapresiasi secara penuh kerja-kerja diplomatik pemerintah Republik Indonesia yang secara konsisten dan tanpa syarat mendorong kemerdekaan bangsa Palestina dalam kerangka politik luar negeri bebas aktif. Sebagai eksponen masyarakat sipil yang terintegrasi secara kemanusiaan dengan seluruh insan di dunia, ISMES akan terus mendorong seluruh pihak demi terciptanya perdamaian yang kekal sekaligus kemerdekaan bagi bangsa Palestina. Tercapainya kemerdekaan Palestina akan membuka pintu-pintu perdamaian di seluruh kawasan Timur Tengah.
Leave a Reply