Di sepanjang tahun 2024, kawasan Timur Tengah belum lepas dari stigma sebagai kawasan yang penuh dengan konflik bersenjata dan penggulingan kekuasaan. Pemberitaan perihal semakin memprihatinkannya kondisi di Gaza, Palestina, lagi dan lagi, kembali mendominasi di lingkup Timur Tengah.
Israel terus membombardir Gaza sepanjang 2024. Warga tewas oleh serangan negara zionis tersebut mencapai lebih dari 45 ribu orang, sudah mencapai lebih kurang dua persen dari total populasinya. Lebih dari 100 ribu warga Gaza mengalami luka-luka. Jutaan lainnya menghadapi ancaman kelaparan dan penyebaran penyakit karena hancurnya seluruh infrastruktur.
Kondisi perekonomian di Gaza, data Bank Dunia, menurun drastis hingga 86 persen pada paruh pertama 2024. Israel menghalangi masuknya jalur distribusi bahan pokok dan bantuan kemanusiaan ke Gaza menyebabkan harga pangan naik empat ratus persen dan biaya energi dua ratus persen.
Hamas yang selama ini memiliki otoritas di Gaza mengalami banyak kemunduran pada 2024. Setelah pemimpinnya Ismail Haniyeh dibunuh Israel pada bulan Juli, penggantinya Yahya sinwar juga tewas terbunuh setelahnya.
Pada tahun 2024 ini juga, ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam dengan serangkaian serangan yang saling membalas. Iran melancarkan serangan terhadap Israel pada pertengahan April tahun 2024 sebagai serangan balasan atas serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus yang menewaskan 16 orang termasuk dua orang jenderal Iran, sebagian besar melalui peluncuran rudal dan serangan drone, Iran juga meningkatkan dukungannya terhadap kelompok-kelompok militan yang berafiliasi dengan mereka di wilayah Timur Tengah, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Pada 1 Oktober Iran melancarkan serangan dengan menembakkan sekitar 200 rudal terhadap respon atas pembunuhan Ismaill Haniya di Teheran dan pembunuhan sekjen Hizbullah Hasan Nasrallah di Libanon, kemudian pada 26 Oktober sebagai respons terhadap serangan Iran, Israel meluncurkan serangan udara dan siber ke berbagai fasilitas militer dan nuklir Iran, termasuk instalasi yang terkait dengan program senjata nuklir Iran. Israel juga mengintensifkan operasi-operasi di dalam negeri Iran untuk menggagalkan ambisi nuklir dan militer negara tersebut.
Pada september 2024, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon, dengan fokus utama pada target-target Hizbullah. Dalam serangan ini, sejumlah petinggi Hizbullah tewas, termasuk beberapa komandan senior yang dianggap terlibat dalam perencanaan serangan terhadap Israel. Serangan ini menambah ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Libanon dan memperburuk situasi di wilayah tersebut.
Ketegangan yang meningkat ini menciptakan ketidakstabilan di Timur Tengah, dengan dampak besar pada hubungan internasional, terutama antara negara-negara Barat dan Rusia yang memiliki kepentingan di kawasan tersebut.
Meski demikian, Israel sendiri bukannya baik-baik saja. Inovasinya ke Gaza melemahkan perekonomian Israel. Kredibilitasnya hancur di dunia internasional. Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas keterlibatannya dalam krisis kemanusiaan di Gaza. Surat perintah penangkapan ICC tersebut secara politik internasional tentu suatu pelemahan kekuatan bagi Tel Aviv. Secara hukum internasional, negara anggota ICC wajib menangkap Netanyahu jika dia menginjakkan kaki di wilayah mereka.
ISMES turut bersuara dalam isu Gaza ini. Di bulan Juli, bekerja sama dengan Universitas Moestopo (Beragama), menggelar acara bedah buku “Becoming Pro-Palestinian, Testimonies from Global” suntingan antologi Rosemary Sayigh terbitan Bloomsbury Publishing. Dr. Ryantori, Direktur Eksekutif ISMES yang juga salah satu kontributor penulis menunjukkan bahwa buku ini ditulis oleh berbagai latar belakang kebangsaan dan profesi yang berbeda dari berbagai kawasan di seluruh dunia menjabarkan pandangannya atas pengalaman pribadi, motif, dan perasaan yang mengarahkan mereka dalam mendukung perjuangan Palestina.
Terkait isu penggulingan kekuasaan, dunia internasional dikejutkan dengan jatuhnya rezim Bashir al-Assad di Suriah pada bulan Desember oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang memulai serangan besar-besaran pada akhir November untuk merebut kota-kota seperti Aleppo dan Homs.
Ini menandai berakhirnya dinasti Assad di Suriah yang telah memimpin negeri itu selama sekitar setengah abad. Assad melarikan diri ke luar negeri dan mendapat suaka di Rusia. Pemerintahan transisi di Suriah dibentuk di bawah Pemimpin HTS Ahmed Hussen al-Shar’a yang juga dikenal dengan julukan Abu Muhammad al-Julani.
Di tengah isu konflik dan penggulingan kekuasaan, ada sebuah isu menarik namun kontroversial di Timur Tengah selama 2024 ini. Arab Saudi meluncurkan sebuah program untuk menarik devisa ke negaranya, Riyadh Season. Ini merupakan salah satu acara hiburan musim dingin terbesar di dunia dan menyajikan berbagai makanan, pertunjukan kebudayaan serta menjadi ajang olah raga internasional digelar di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi. Acara tersebut direncakan diselenggarakan dari Oktober 2024 hingga Maret 2025.
Festival internasional yang diselenggarakan Kementerian Media Arab Saudi bersama Otoritas Hiburan Umum tersebut bertujuan untuk menampilkan beragam kehidupan penduduk di wilayah Kerajaan Arab Saudi seperti menyoroti kehidupan profesional dan kegiatan keluarga lokal serta aktivitas sosial dan juga rekreasi. Program ini disebut kontroversial karena Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara monarki Islam konservatif. Namun, di dalam festival tersebut, digelar pertunjukan musik dengan para penyanyi dan penari yang minim busana ditonton oleh penduduk Saudi juga turis mancanegara.
Terlepas dari beragam isu di atas, ISMES sebagai komunitas pengkaji kawasan Timur Tengah menaruh harapan besar ke depan di tahun 2025 agar kawasan Timur Tengah semakin kondusif dan semakin membuka ruang kerja sama baik secara regional maupun internasional yang pada gilirannya akan semakin memperluas kajian ini serta meningkatkan minat bagi mereka yang ingin turut mengkaji kawasan ini.
Wassalam,
Dr. Ryantori
Direktur Eksekutif
Fahmi Salsabila
Sekretaris Jenderal
Leave a Reply