ISMES – Isu Palestina merupakan isu yang teramat memilukan terlebih jika dikaitkan dengan permasalahan pengungsi Palestina. Di Jalur Gaza ada 8 kamp pengungsi Palestina, sementara 24 lainnya tersebar di Tepi Barat dan al-Quds. Dan sebanyak 12 kamp dan komunitas pengungsi Palestina di Lebanon, dua kamp pengungsi di Suriah, 13 kamp pengungsi di Yordania, 3 di antaranya tidak secara resmi terdaftar. Sementara itu para pengungsi Palestina berkumpul di daerah-daerah terpisah di sejumlah negara Arab seperti Irak.
Terkait dengan isu tersebut, pada 2 Juli 2020 ISMES mengadakan diskusi internasional secara online dengan aplikasi Zoom bertema The Question of Palestinian Refugees. Para pembicara dalam diskusi internasional ini adalah Fransesca P. Albanese, LL.M (penulis buku Palestinian Refugees in International Law dan peneliti dari Georgetown University, AS), Dr. Ryantori (Direktur Eksekutif ISMES dan dosen HI Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, M. Syauqilah, Ph.D (dosen kajian Timur Tengah dan Islam SKSG-UI, dan Tia Mariatul Kibtiah, M.Sc (dosen HI Universitas Bina Nusantara. Diskusi Internasional ini juga mendapat kehormatan dengan keikutsertaan Bapak Duta Besar Dr. Hery Saripudin yang sebelumnya menjabat sebagai Konjen RI di Jeddah, Arab Saudi. Beliau memang mempunyai ketertarikan yang kuat dengan kajian Timur Tengah. Selain itu, hadir pula Dr. Asep Setiawan, dosen Ilmu Politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta serta beberapa rekan akademisi yang lain.
Ada cukup banyak hal yang ditelisik dari diskusi selama satu setengah jam ini. Mulai dari sejarah awal pengungsi Palestina, niatan Donald Trump untuk menganeksasi Tepi Barat, UNRWA dengan krisis keuangan yang terus memburuk yang berdampak di lima wilayah operasinya (Lebanon – Yordania – Suriah – Gaza – Tepi Barat), hingga peran Indonesia. Namun, untuk yang terakhir ini belum terlalu jauh terelaborasi sehingga ada keinginan untuk kembali menggelar diskusi serupa di kemudian hari.
Ada satu ungkapan yang menarik dari Fransesca Albanese saat diskusi berlangsung, yaitu “We are responsible for Palestinian Refugees issue…..[not only UNRWA and UN].” Semoga ini bisa menjadi bahan renungan kita bersama.

Leave a Reply