Gaza (ANTARA News) – Kepala pemerintah terguling, gerakan Hamas –yang menguasai Jalur Gaza–, Ismail Haniya, Jumat, mengatakan bahwa Israel tidak memiliki masa depan di tanah Palestina.
“Kita harus mempromosikan slogan kita itu. Kami tidak akan mengakui Israel dengan prinsip lama kita, tidak ada masa depan bagi Israel di tanah kami,” kata Haniya ketika berpidato di hadapan para aktivis dari dua konvoi bantuan asing yang tiba di Jalur Gaza pada Kamis.
Dia mengatakan kedatangan konvoi bantuan asing ke Jalur Gaza yang terkepung itu, “akan memberikan kontribusi untuk meringankan blokade Israel yang telah dikenakan pada rakyat kami dan akan mengungkapkan wajah buruk Israel ke seluruh dunia.”
Pemimpin Hamas menyambut semua gerakan solidaritas di Eropa dan dunia mengenai masalah tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
“Dukungan ini telah mewajibkan musuh Zionis untuk menerima tuntutan para tahanan dan akan berkomitmen pada ketentuan kesepakatan pertukaran (prajurit Ghilat) Shalit,” kata Haniya.
Sekitar 1.500 tahanan Palestina, Senin, setuju untuk menangguhkan aksi mogok makan mereka yang dimulai pada 17 April, setelah mencapai kesepakatan yang ditengahi Mesir dengan Israel, pada saat negara Yahudi itu menanggapi tuntutan para tahanan.
Sementara dua konvoi bantuan ke Gaza yakni konvoi Ansar 2 yang terdiri 90 aktivis dari Yordania, dan satu lagi disebut “Miles of Smiles”, yang memiliki 43 aktivis dari berbagai negara.
Wa`el Saqqa, kepala konvoi Ansar 2 mengatakan konvoi itu akan membantu mengurangi pengangguran dan membangun satu rumah sakit untuk anak-anak di Gaza. Konvoi juga membawa mobil untuk orang-orang cacat, peralatan medis serta obat-obatan ke Jalur Gaza, terutama untuk pengobatan kanker.
(H-AK)
Editor: Heppy
COPYRIGHT © 2012