RAMALLAH – Sekira 1.550 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel, saat ini melakukan aksi mogok makan. Dua di antara mereka bahkan sudah melakukan aksi tersebut selama 64 hari.
“100 tahanan lain mulai menolak untuk makan selama dua hari terakhir. Ini menyebabkan jumlah tahanan yang melakukan aksi mogok makan mencapai 1.550 atau sepertiga dari populasi warga Palestina, yang saat ini mencapai 4.700 jiwa,” ucap juru bicara Dinas Penjara Israel (IPS) Sivan Weizman, seperti dikutip AFP, Kamis (3/5/2012).
Dua tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok selama 64 hari, diketahui bernama Bilal Diab dan Thaer Halahla. Mereka menjalani aksi mogok ditemani dokter dari pemerhati HAM Israel (PHR), guna mencegah kemungkinan kedua orang sekarat.
“Bilal saat dalam kondisi stablil setelah ditransfer ke bagian perawatan lambung di Rumah Sakit Assaf Harofeh,” ungkap Jamil Khatib, pengacara kedua aktivis tersebut.
Namun hingga saat ini Bilal menolak untuk menerima perawatan dokter, mengingat dirinya diborgol ke tempat tidur perawatannya. Sementara dokter dari PHR mengatakan, Bilal menderita rasa sakit pada bagian perut yang mengindikasikan dirinya bisa saja menderita pendarahan internal.
Mahkamah Agung Israel hari ini sebenarnya berencana untuk mendengar pengajuan banding atas penahanan tahanan Palestina ini, secara administratif. Prosedur itu memungkinkan setiap tersangka untuk ditahan tanpa ada dakwaan.
Sebagian besar para tahanan ini menolak untuk mengkonsumsi makanan sejak 17 April lalu. Mereka menuntut perbaikan kondisi di dalam penjara. Mereka juga meminta peningkatan akses pengacara dan kunjungan keluarga, serta mendesak tidak ada lagi sel isolasi di dalam penjara.
Human Rights Watch menegaskan, Israel seharusnya membebaskan semua tahanan yang dipenjara atas alasan yang jelas.
“Tidak perlu aksi mogok makan dari tahanan Palestina, agar pihak Israel menyadari bahwa mereka telah melakukan pelanggaran,” pernyataan kelompok yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) itu.
Aksi mogok dari para tahanan ini mendapat dukungan dari mahasiswa Palestina. Mereka melakukan aksi dukungan di luar penjara militer di Ramallah, Tepi Barat. Mereka melempari pasukan Israel dengan batu yang kemudia dibalas dengan tembakan gas air mata.
(faj)
okezone.com